Selasa, 04 Januari 2011

Boikot Produk yang Dukung Israel !!!


Cafe Starbucks telah menyumbang ke Israel setiap tahunnya dua milyar dollar Amerika dari keuntungannya. Sedangkan pabrik rokok Marlboro menyumbang 12 % keuntungannya ke Israel setiap tahunya. Inilah dukungan nyata perusahaan-perusahaan Amerika kepada Zionis Israel, yang dengannya Israel membantai kemanusiaan warga Palestina. Tak terkecuali anak-anak dan wanita.
Reaksi atas kebiadaban Israel beragam bentuknya, salah satunya adalah seruan boikot produk-produk yang menyumbang mereka.
Adalah Organisasi-organisasi Muslim di Malaysia menyerukan boikot terhadap produk-produk AS, termasuk Coca Cola dan franchise kedai kopi Starbucks dalam aksi protes yang mereka gelar hari ini di Masjid Nasional di Kuala Lumpur.
Asosiasi Konsumen Islam Malaysia dan Asosiasi Pengelola Restoran Muslim Malaysia sambut baik seruan ini. Mereka tidak lagi menyediakan minuman Coca Cola dalam menu di restoran-restoran mereka yang jumlahnya ribuan.
“Kami berharap konsumen Muslim secara penuh ikut serta mengirimkan pesan yang kuat pada Israel dan sekutu-sekutunya agar tidak terus menerus menganiaya umat Islam,” demikian pernyataan Asosisasi Konsumen di Malaysia.
Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohammad juga menyerukan boikot secara luas produk-produk AS dan mata uang dollar sebagai bentuk protes atas dukungan AS pada Israel. “Mereka tidak akan mati jika tidak menggunakan produk AS,” kata Mahathir yang ikut berunjuk rasa bersama 5.000 warga Malaysia di depan kedubes AS.
Seruan boikot produk AS pro Zionis juga dilontarkan dalam aksi massa di Italia. “Kita tidak bisa tinggal diam melihat apa yang terjadi di Gaza. Kami sudah mempertimbangkan untuk membuat daftar pengusaha yang memiliki kaitan dengan Tel Aviv, karena masyarakat tidak banyak tahu siapa saja mereka,” kata Giancarlo Desiderati, anggota lembaga perdagangan di Italia.
Di antara daftar produk Amerika lainnya adalah” McDonalds, BURGER KING, KENTUCKY, PIZZA HUT, COCA COLA, PEPSI COLA.
Bagaimana dengan Indonesia, konsumen besar yang menggunakan produk-produk tersebut, beranikah memboikot, sebagaimana negara-negara lainnya?

PERAN MAHASISWA ISLAM


Mahasiswa dipilih sebagai pelaku karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan Karena memiliki kemampuan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik.dealis berari (sehrusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebabni oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang lebih besar. Sedangkan energik berarti pemuda biasanya siap sedia melakukan “kewajiban” yang dibebankan oleh suatu ideology manakala dia telah meyakini kebenaran ideology itu.

Dengan potensi itu, wajar jika pada setiap zaman kemudian pemuda memegang peranan pening dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemudi kahfi (Q.S. 18: 9-26) yang masing-masing sigap menerima kebenaran.
Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki 3 peran :


1.Sebagai generai penerus (Q.S Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yag ada pada suatu kaum.
2.Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai        Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela.
3.Sebagai generai pembahari (Q.S. Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.



Islam adalah sebuah ideology yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupn dan mengatur seluruh bagian manusia. Berbicara tentang perubahan, tentunya akan memunculkan pertanyaan mengapa harus ada perubahan? Kondisi saat ini sangat jauh dari ideal. Tidak perlu kita pungkiri bahwa masyarakt (termasuk atau terutama di Indonesia) saat ini masih cukup jauh dari Islam. Contoh yang jelas tampak di permukaan adalah pada moral masyarakat, misalnya korupsi yang membudaya atau adanya pergaulan bebas. Oleh karena itu tidak salah jika ada ulama yanh mengatakan kondisi sekarang sebagai jahiliyah modern. Melakukan perubahan adalah perintah si dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam sebiuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan kemarin berarti rudi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan –apalagi membiarkan perubahan ke arah yang lebih buruk- berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Juga di dalam Ali Imran:104 Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan –sebagai sebuah perubahan.

Dengan mengetahui sedimikian hebat dan canggihnya usaha musuh-musuh Islam khususnya Yahudi di dalam memurtadkan atau minimal mensekulerkan kaum muslimin, dan hasil usaha mereka telah mencengkeram berurat berakar pada tubuh kaum muslimin, tibul pertanyaan : Apakah kondisi yang demikian parah tidak dapat dirubah? Lalu siapakah yang mampu merubah kondisi tersebut? Dan bagaimana caranya?
Sudah merupakan sunatullah bahwa pergiliran kemenangan merupakan suatu kepastian yang akan terjadi. Maka perubahan menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang paling bertanggungjawab akan kebangkitan Islam bukanlah orang lain melainkan tentu saja umat Islam itu sendiri, khususnya para pemuda pemudi dan lebih khusus lagi para mahasiswa dan mahasiswi Islam.
Sejarah membuktikan unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Sejak zaman para nabi hingga sekarang para pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi ummat.
Para pemuda seharusnya menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk beubah dan ikut merubah kondisi. Rasulullah bersabda: Gunakanlah lima perkara sebelum dating lima perkara yaitu :


1.Hidupmu sebelum matimu
2.Kesehatanmu sebelum sakitmu
3.Masa luangmu sebelum kesibukanmu
4.Masa mudamu sebelum masa tuamu
5.Masa kayamu sebelum masa miskinmu
Untuk perisai bagi terjaganya waktu muda maka perlu memperhatikan suatu riwayat tentang adanya pertanyaan penting di akhirat kelak khususnya kepada para pemuda yakni:
1.Umurnya, untuk apa ia habiskan?
2.Tentang masa mudanya, juga untuk apa ia manfaatkan?
3.Hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia infakkan (keluarkan)?
4.Ilmunya, apa yang telah ia lakukan dengan ilmunya itu?

Masa muda memang penuh tantangan yang harus digunakan untuk mencapai kedewasaan, kematangan dan kepribadian Islami yang benar-benar tangguh. Seorang pemuda yang banyak melakukan penyimpangan akhlak, pemikiran dan tugas-tugas dimana letak keindahannya? Untuk itu Ia harus memperbaiki diri bersama Islam, bersama orang-orang shaleh, yang bersama-sama meningkatkan kualitas akhlaknya, Ilmu, wawasan, amal, kekuatan fisik dan kemandirian.

Senin, 03 Januari 2011

Pemuda Harapan Islam


Al-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang kesemuanya adalah orang-orang terpilih daripada kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada di antara mereka yang telah diberi kemampuan untuk berdebat dan berdialog sebelum umurnya genap 18 tahun. Berkata Ibnu Abbas r.a.
“Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘Alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda”. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt: “Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”(TMQ Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183).
Tentang Nabi Ibrahim, Al-Quran lebih jauh menceritakan bahawa beliau telah berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan mereka kepada patung-patung. Saat itu beliau belum dewasa. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Ibrahim kepandaian sejak dahulu (sebelum mencapai remajanya) dan Kami lenal kemahirannya. Ketika dia berkata:’Sungguh kalian dan bapa-bapa kalian dalam kesesatan yang nyata’. Mereka menjawab:’ Apakah engkau membawa kebenaran kepada kami, ataukah engkau seorang yang bermain-main sahaja? Dia berkata: Tidak! Tuhan kamu adalah yang memiliki langit dan bumi yang diciptakan oleh-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”. [TMQ Al Anbiyaa:51-56]
Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. “Ashabul Kahfi”, yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok adalah anak-anak muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, di antaranya:
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: ‘Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13).
Junjungan kita Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul tatkala baginda berumur 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama kebanyakannya juga daripada kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil. Usia para pemuda Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw di Daarul Arqaam pada tahap pembinaan, adalah sebagai berikut: yang paling muda adalah 8 tahun, iaitu Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun, Al Arqaam bin Abil Arqaam 12 tahun, Abdullah bin Mazh’un berusia 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Qudaamah bin Abi Mazh’un berusia 19 tahun, Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi berusia dibawah 20 tahun, ‘Aamir bin Fahirah 23 tahun, Mush’ab bin ‘Umair dan Al Miqdad bin al Aswad berusia 24 tahun, Abdullah bin al Jahsy 25 tahun, Umar bin al Khathab 26 tahun, Abu Ubaidah Ibnuk Jarrah dan ‘Utbah bin Rabi’ah, ‘Amir bin Rabiah, Nu’aim bin Abdillah, ‘ Usman bin Mazh’un, Abu Salamah, Abdurrahman bin Auf di mana kesemuanya sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir diantara 30-40 tahun, Abu Bakar Ash Shiddiq 37 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib 42 tahun dan ‘Ubaidah bin Al Harith yang paling tua di antara mereka iaitu 50 tahun.
Malah ratusan ribu lagi para pejuang Islam yang terdiri daripada golongan pemuda. Mereka memperjuangkan dakwah Islam, menjadi pembawa panji-panji Islam, serta merekalah yang akan kedepan menjadi benteng pertahanan ataupun serangan bagi bala tentera Islam dimasa nabi ataupun sesudah itu. Mereka secara keseluruhannya adalah daripada kalangan pemuda, bahkan ada di antara mereka adalah remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah bin Zaid diangkat oleh Nabi saw sebagai komander untuk memimpin pasukan kaum muslimin menyerbu wilayah Syam (saat itu merupakan wilayah Rom) dalam usia 18 tahun. Padahal di antara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua daripada Usamah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab dan lain-lainnya. Abdullah bin Umar pula telah memiliki semangat juang yang bergelora untuk berperang sejak berumur 13 tahun. Ketika Rasulullah saw sedang mempersiapkan barisan pasukan pada perang Badar, Ibnu Umar bersama al Barra’ datang kepada baginda seraya meminta agar diterima sebagai prajurit. Saat itu Rasulullah saw menolak kedua pemuda kecil itu. Tahun berikutnya, pada perang Uhud, keduanya datang lagi, tapi yang diterima hanya Al barra’. Dan pada perang Al Ahzab barulah Nabi menerima Ibnu Umar sebagai anggota pasukan kaum muslimin (Shahih Bukhari VII/266 dan 302).
Terdapat satu peristiwa yang sangat menarik untuk renungan para pemuda di zaman ini. Peristiwa ini selengkapnnya diceritakan oleh Abdurrahman bin Auf: “Selagi aku berdiri di dalam barisan perang Badar, aku melihat kekanan dan kekiri ku. Saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripada mereka. Tiba-tiba salah seorang daripada mereka menekanku sambil berkata: ‘Wahai pakcik apakah engkau mengenal Abu Jahal ?’ Aku menjawab: ‘Ya, apakah keperluanmu padanya, wahai anak saudara ku ?’ Dia menjawab: ‘ Ada seorang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika aku menjumpainya tentulah takkan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih dulu mati antara aku dengan dia!” Berkata Abdurrahman bin Auf: ‘Aku merasa hairan ketika mendengarkan ucapan anak muda itu’. Kemudian anak muda yang satu lagi menekan ku pula dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang daripada itu aku pun melihat Abu Jahal mundar dan mandir di dalam barisannya, maka segera aku khabarkan (kepada dua anak muda itu): ‘Itulah orang yang sedang kalian cari.”
Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya dengan pedang sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw (dengan rasa bangga) melaporkkan kejadian itu. Rasulullah berkata: ‘Siapa di antara kalian yang menewaskannya?’ Masing-masing menjawab: ‘sayalah yang membunuhnya’. Lalu Rasulullah bertanya lagi: ‘Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang kalian?’ ‘Belum’ jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian melihat pedang mereka, seraya bersabda: ‘Kamu berdua telah membunuhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senjata yang dipakai Abu Jahal (boleh) dimiliki Mu’adz bin al Jamuh.” (Berkata perawi hadits ini): Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin “afra” dan Mu’adz bin Amru bin Al Jamuh” (Lihat Musnad Imam Ahmad I/193 . Sahih bukhari Hadits nomor 3141 dan Sahih Muslim hadits nombor 1752.
Pemuda seperti itulah yang sanggup memikul beban dakwah serta menghadapi berbagai cubaan dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman:
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang -orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-oang yang beruntung” (TMQ At Taubah: 88)
Rasulullah SAW menjanjikan bahawa Islampun akan menguasai dunia seperti sabdanya:
“Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan bagiku dunia ini, baik ufuk Timur mahupun Barat. Dan kekuasaan umatku sampai kepada apa yang telah diberikan kepadaku dari dunia ini. ”
HR Muslim VIII/hadits no. 17771. Abu Daud hadits no 4252. Tirmidzi II/27. Ibnu Majah hadits no 2952 dan Ahmad V/278-284).
Dakwah Islam Masa Kini
Perbezaan antara dakwah Islam di masa kini dengan masa dahulu; antara lain adanya tentangan yang lebih kompleks dan pemahaman ummat terhadap Islam berada pada titik terlemah. Dulu Rasul SAW dan para sahabat hanya menghadapi kaum musyrikin Quraisy, ahli kitab (Yahudi Madinah, Nasrani Najran, dan Nasrani Rumawi), dan Majusi Persia. Kini, di samping berbagai agama di atas, telah berkembang isme-isme atau ideologi yang beragam banyaknya yang intinya sama iaitu faham-faham yang bertolak dari kekufuran terhadap agama secara umum. Celakanya isme-isme tersebut sempat menipu sebahagian kaum muslimin di berbagai dunia Islam dan menyebabkan mereka berkelompok-berkelompok serta berpecah belah dan bermusuhan atas nama isme-isme tersebut, sedangkan mereka sama-sama mengaku muslim. Isme-Isme yang telah menyebar di seluruh dunia saat ini adalah memisahkan agama dari kehidupan – konsekuensinya memisahkan agama dari negara. Fahaman yang muncul dari ketidakpuasan mesyarakat Barat terhadap gereja, yang menyengsarakan masarakat itu kemudin melahirkan fahaman-fahaman Barat lainnya seperti nasionalisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, fasisme, totalisterianisme, dan anarkihisme (Dr M. Manzoor Alam, Perana Pemuda Muslim Menata dunia masa kini, hal 19). Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak. Komunisme telah dikubur masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Kapitalisme nampaknya akan segera pula berakhir. Dua orang ahli dan praktis ekonomi AS, Harry Fifi dan Gerald Swanson, dalam bukunya yang terbit awal 1994 memperkirakan negaranya akan mengalami kebangkrutan ekonomi pada tahun 1995. Mereka meramalkan, As takkan mampu melunaskan hutangnya yang mencapai 6.56 trilion dolar pada tahun tersebut! Jadi Islamlah yang berhak memimpin dunia ini seperti dulu pernah terjadi. Rasulullah SAW bersabda:
“Perkara ini (iaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran.” (HR ibnuHibban no. 1631-1632)
Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, iaitu mengembang dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu menjayakan rencana tersebut. Banyak di antara pemuda sekarang yang telah bangkit, sedar dan bangun dari tidurnya bahawa Islamlah satu-satunya pandangan hidup mereka. Timbul dorongan besar dalam diri mereka untuk memperjuangkan islam, bersama gerakan-gerakan Islam yang saat ini sudah ada di seluruh dunia Islam yang jumlahnya sudah mencapai ribuan dan anggotanya kebanyakan adalah dari kalangan pemuda. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam. Persatuan dunia Islam dan tegaknya kembali panji Laa Ilaha Illallaah Muhammadur Rasululllah ada di hadapan mereka.
Masa Depan Di Tangan Islam
Berdasarkan dalil-dalil yang kuat, diyakini Islam akan melingkupi seluruh dunia dimasa depan.
“Dialah yang mengutuskan rasulnya (dengan membawa ) petunjuk yang benar dan agama yang hak untuk dimenangkanNya diatas seluruh agama walaupun orang-orang musyrik membencinya ” (TMQ At-Taubah: 33)
Bila kejayaan Islam masa lalu muncul akibat dakwah Islam yang banyak ditunjangi oleh para pemuda pemudi Islam yang memiliki sifat dan sikap perjuangan yang gigih yang sanggup tanpa mengira siang dan malam demi kepentingan Islam. Maka demikian juga masa depan Islam. Sunnahtullah tidak pernah berubah. Siapa yang unggul dialah pemimpin ummat Islam masa lalu, terutamanya para pemuda-pemudi unggul kerana mereka benar-benar memeluk Islam secara Kaffah, lurus aqidahnya dan penuh ketaatannya pada syariatnya. Bagaimana dengan pemuda-pemudi Islam sekarang?
Pemuda-pemudi Islam sekarang hidup dalam lingkungan jahiliah disekitarnya berlaku tentangan kehidupan tidak Islam dalam hampir semua aspek kehidupan, disertai dengan proses melenyapkan islam melalui media massa yang semakin berleluasa. Dari satu sudut mereka tetap muslim tetapi dari sudut yang lain, pemikiran, perasaan dan tingkah laku dalam berpakaian, bergaul, bermuamalah telah banyak dicemari oleh pemikiran, perasan dan tingkah laku tidak islami yang kebanyakan bersumberkan dari khazanah pemikiran kafir Barat. Kafir Barat bersungguh sungguh melakukan proses pembaratan (westernisasi). Melalui racun sesat pemikiran Barat (westoxciation), mereka berusaha mempengaruhi dan membelokkan pemahaman kaum muslimin terutamanya kaum mudanya agar jauh dari nilai-nilai Islam yang murni. Di bidang ekonomi mereka mengembangkan kapitalisme yang berintikan asas manfaat. Menurut mereka, apa saja boleh dilakukan bila menguntungkan secara material, tidak peduli sekalipun ia bertentangan dengan aturan agama. Di bidang budaya menyebarkan westernisme yang berintikan amoralisme jahilliah. Bagi mereka tidak ada pantang larang, termasuk seks bebas, pakaian tidak senonoh, pelagi tidak menggangu kepentingan orang lain.
Di bidang politik, penyebaran nasionalisme yang menyebabkan kaum muslimin terpecah belah. Bila tidak waspada, pemuda-pemudi Islam masa kini akan dengan mudah terasing dari deennya. Ajaran-ajaran Islam tentang pakaian, makanan politik dan sebagainya, ditanggapinya sebagai fikiran dan seruan yang asing. Bila demikian keadaan pemuda-pemudi Islam sekarang, bagaimana akan dapat diharapkan kejayaan Islam di masa depan sebagaimana telah dijanjikan Allah?
Dahulu, (Imam) Syafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang terkemuka. Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan. Kini, apakah yang sedang dilakukan dan difikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi berusia 23 tahunan ? Remaja dan pemuda-pemudi sekarang lebih banyak aktif untuk memuaskan nafsu remaja semata-mata. Lihatlah cara berpakaian mereka, cara bergaul, kreativiti dan sejenisnya. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil di berbagai media, tak ada bezanya antara mereka (yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, realiti inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita.
Jelas, dan sangatlah jelas, perlunya kebangkitan umat, khususnya dari kaum mudanya, bila kita semua menginginkan kejayaan Islam kembali. Diperlukan pemuda-pemudi Islam sekualiti para sahabat yang memiliki komitmen tauhid yang lurus, keberanian menegak kebenaran. Akhirul Qalam marilah bersama bergerak dengan ayunan dan rentak yang sama. Semoga Daulah Khilafah tertegak di atas usaha kita.

Minggu, 02 Januari 2011

"Balasan",, Akhi, Ku tunggu pinanganmu...

Akhi...

Tak ingin kami termangu dalam penantian panjang, hanya menunggu engkau untuk menjemput kami. Kadangkala kami menangis tersedu,mengingat usia yang kian mendekati masa di mana pesona kian memudar. Kami takut bila engkau tak besegera, kami tak mampu menahan waktu atas-Nya. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Akhi...
Jangan engkau puja puji kami bila pujianmu hanyalah janji-janji yang tak menentu. Hanya membuatku terlena dan terbuai hingga kami lupa bahwa kita sedang bermaksiat. Kau puji diriku,tapi kau hanya ingin membuatku tersenyum dan makin terbuai rayuanmu. Tidak... Tidak akhi, kami ingin kau puji setelah kau halal bagiku. Maka datangilah waliku akhi. Ku tunggu pinanganmu... Akhi...

Akhi...

Tak akan kami langgar iffah ku dengan ajakan khalwat dari mu. Engkaupun sebenarnya tau, hal itu hanya akan menimbulkan badai kelabu yang membuat kita tak berdaya karna pihak ketiga yang tak lain syaitan yang ada di dekat kita. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Akhi...

Jagalah sikapmu pada kami, maka akan kami jaga sikapku padamu, kami lemah akan sanjunganmu. Kecintaan ini ingin kami persembahkan kelak untuk suami, cinta nan kasih ini yang akan kami tuai untuk mencari ke ridhaaan suami kelak. Jadi bagaimana mungkin kami mencinta pada hal yang tidak halal bagi kami, tentu Allah tak akan pernah ridha pada kami. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Akhi...

Jilbabku untuk melindungi kehormatan kami, santun kami untuk menjaga iffah. Jangan kau lenakan kami agar kami lepas kehormatan di hadapanmu sebelum engkau halal bagi kami. Kami ingin engkau ikut menjaga kehormatan kami dengan menjaga kami, bukan malah membawa pada kenistaan. Agar kau mampu menjaga kami secara utuh. Maka, datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Akhi...
Kami memang tak sesempurna Aisyah dalam kecerdasannya ataupun Fatimah dengan kelembutannya. Tapi kami akan berusaha cerdas layaknya Aisyah dalam naunganmu dan kami akan berusaha selembut Fatimah dalam menenangkanmu. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Akhi...

Kau memang tak sehebat Ali ataupun sekuat Umar, tapi kau akan menjadi hebat layaknya Ali ketika kau menjaga kami dalam kelemahan kami dan kau akan sekuat Umar agar kami tidak selalu menjadi tulang yang bengkok. Kami butuh imam yang bisa menjaga keimanan, bukan yang mebawa kami pada jurang maksiat. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

Sungguh, kami memang tidak mampu menahan kala kami jatuh hati, tapi kami tak akan menunjukkan pesona kami hanya kerana cinta yang menuntut nafsu pada keramahan syaitan pada kami. Bukanlah jatuh cinta bila kau ajak kami pada kemaksiatan. Bila kau memang jatuh cinta pada kami, jangan kau bebankan deritamu pada hati yang akan memuntutmu untuk berbuat nista. Izinkan kami menjaga hatimu, agar kita bisa menjelang bersama Jannah-Nya. Maka datangilah waliku akhi... Ku tunggu pinanganmu.

"Jika engkau memiliki cinta

Dan telah terdorong dengan kerinduan

Maka anggaplah jarak perjalanan itu dekat

Kerana kecintaan dan kerelaanmu pada penyeru

Ketika mereka menyeru..!!

Maka katakanlah, kami penuhi panggilanmu.

Seribu kali dengan sempurna

Janganlah kau berpaling

Hanya kerana melihat gerimis

Jika engkau melihatnya "( Fii Zilalil Mahabbah )"

Ukhti, izinkanku mengkhitbahmu...


Ukhti...

Kami hanya sesusuk lelaki biasa yang ingin cuba menjadi luar biasa dengan menjaga pandangan hanya untuk wanita yang akan menemani perjuangan kami. Meski kadang mata ini tak mampu untuk menahan kerana syaitan yang terus mengganggu kami, maka kami ingin segera menghilangkan syaitan ini dari mata kami. Maka Ukhti, izinkan kami mengkhitbahmu.

Ukhti...

Kami memang bukanlah seorang lelaki sejati bak seorang Ali R.A, tapi kami berusaha untuk memegang janji seperti Ali R.A, kami akan mendedahkan cinta kami selepas menikahimu.Maka izinkanku mengkhitbahmu.

Ukhti...

Kami begitu terpesona dengan keindahanmu. Maka kami akan begitu bangga bila kami ikut menjaga kehormatanmu bila kau mahu menjaga kehormatanmu. Tak kau buka auratmu selain pada mahrammu, kau kibarkan jilbabmu, menandakan kau tulus menjaga kehormatanmu. Maka ukhti, izinkanku mengkhitbahmu.
 
Ukhti...

Kami ingin menjaga kesucianmu sebagai seorang muslimah. Kami tidak redha bila hawa nafsu akan hadir di antara kita yang membawa kita pada hujung maksiat. Dari khalwat bahkan jangan sampai terbuai zina. Naudzubillah... Maka ukhti, izinkanku mengkhitbahmu.

Ukhti...

Kami ingin membentengi diri kami dari kemaksiatan. Hingga tak ada masa lagi kami memikirkan maksiat bila kau ada untuk menjaga diri kami dari setiap langkah kami menuju ladang kehinaan. Maka ukhti, izinkanku mengkhitbahmu.

Ukhti...

Kami ingin menanam benih perhiasan dunia padamu. Kerana kami yakin, pasangan kami adalah isteri yang solehah. Tentu kau pun tahu, perhiasan terindah di dunia ini adalah wanita sholehah, yang akan membuat kami selesa dan tenteram. Maka ukhti, izinkan ku mengkhitbahmu.

Izinkan kami ya ukhti untuk mengkhitbahmu, agar setelah itu kita boleh menjalankan Sunnah Rasulullah Alaihi Wasallam iaitu MENIKAH.

Tak ada lagi daya upaya kami untuk berusaha menjaga setiap langkah ibadah kami, supaya engkau mahu berjuang bersama-sama kami.

Maka bukalah sayapmu, jangan kau tutup kesempatan kami dengan alasan-alasan yang tak mampu kami terima. Kami ingin membentengi diri dan tentu membentengi dirimu dari perangkap syaitan.

Ukhti... 

Izinkanku mengkhitbahmu, 

lalu kita siarkan sunnah Rasul, sampai menuju Jannah-Nya.

Training ESQ Peduli Pendidikan Kota Palopo


Indriani, MTs Al Hamid :
Training ini bagus, apalagi sasarannya untuk orang tua atau pendidik. Cara penyampaiannya memang berbeda dari pelatihan-pelatihan yang pernah saya ikuti. Walaupun intinya sama dengan muhasabah, tapi ini dikemas dengan metode yang bagus.
Diana, MTs Al Hamid:
Training ESQ luar biasa, sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Alhamdulillah di setiap solat dan kegiatan, aku sekarang selalu ingat Allah dan Rasul-Nya. Mungkin terdengar aneh bagi orang lain, tapi memang itu yang aku rasakan. Semoga saya bisa jadi manusia yang lebih baik lagi.
Sri Handayani, PAUD Ceria:
Setelah ikut training ESQ, perasaan saya jauh lebih enak dan tenang. Sebelumnya sudah ingin ikut training bersama suami, tapi memang Allah belum izinkan. Kini, setelah suami berpulang kerahmatullah, baru saya bisa ikut trainingnya. Training ini memang bagus sekali dan luar biasa. Semoga ESQ bisa menyebar keseluruh dunia.
Muh. Syafi’i Antonio, PhD  - Pakar Ekonomi Syariah
‘Melalui pengamatan dan analisanya, Ary Ginanjar membimbing kita lewat konsep-konsep, seperti ZMP, Mental Building, Personal Strength, Social Strength, Inner Voices berdasarkan Asmaul Husna. Ia mampu menggambarkan dan menjelaskan konsep yang sangat kompleks melalui analogi kehidupan sehari-hari.
Taufik Ismail  - Penyair
ESQ adalah hadiah yang luar biasa dari Allah SWT. Saya merasa sangat bersyukur mengikuti training ini karena saya mendapatkan pencerahan yang luar biasa. Belum pernah dilakukan oleh organisasi apa pun, partai mana pun, yang dapat mengadakan perubahan di masyarakat, seperti yang sudah dilakukan ESQ saat ini.
Sultan Djhorgi, artis
Training ini membuat saya mengerti arti hidup. Selama ini, saya memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Sekarang, dengan MCB saya bisa menyatukan tujuan hidup.
Inilah sebagian dari banyak testimoni para Alumni yg telah merasakan Training ESQ khususnya Training ESQ Peduli Pendidikan, Ayo segera daftarkan diri anda dan teman teman terdekat anda, PESERTA TERBATAS... !!!
Info :
- Fajar : 0852 4440 0290

Sabtu, 01 Januari 2011

Jadilah mahasiswa sejati

“Bersyukurlah karena kalian telah menjadi mahasiswa ,karena tidak semua anak muda yang seangkatan dengan kalian, bisa melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi”Demikian, salah satu ungkapan salah seorang nara sumber saat penulis mengikuti Orientasi Pendidikan Kampus (ORDIK) beberapa tahun silam, yang setiap menjelang penerimaan mahasiswa baru selalu terbayang dalam memori penulis. Ungkapan yang mungkin saja sangat sederhana dan (seakan) tidak terlalu bermakna untuk dihafal, tetapi apapun alasannya ungkapan kalimat itu, menurut hemat penulis merupakan kenyataan yang benar adanya. Menjadi mahasiswa merupakan idaman dan impian setiap generasi muda, tetapi yang juga penting untuk disadari bahwa tidak semua generasi muda memiliki kesempatan untuk belajar di kampus atau minimal bisa terdaftar sebagai mahasiswa.Terlepas apakah hambatan masuk PT karena faktor ekonomi, umur, dan karena faktor terburu-buru ke meja pelaminan, penulis dalam hal ini hanya mau melihat pada persoalan kesempatan dan tidak punya kesempatan dalam menyandang predikat sebagai MAHASISWA. Predikat luar biasa bagi elit muda yang tidak mudah untuk diraih dan didapatkan. Istilah MAHA yang melekat merupakan simbol suprematif bagi calon intelektual yang akan selalu mengabdikan dirinya pada ilmu pengetahuan, seperti yang dikatakan Imam al-Ghazali “Tiada yang lebih baik dari pada ilmu dan ibadah. Jangan kita mempergunakan otak kita melainkan untuk ilmu dan ibadah. Pusatkanlah sekarang ini perhatian kita kepada ilmu dan ibadah. Bila sudah terpusat, maka kita akan jadi kuat, dan bila sudah kuat, berhasillah kita” .Ini berarti, bahwa predikat sebagai mahasiswa pada hakikatnya bukan simbol basi dan kerontang yang hanya sebatas simbol. Tetapi merupakan perwujudan hakiki tentang kualitas dan kapabilitas seorang agen intelektual yang kiprah dan perjuangannya tengah ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena menjadi mahasiswa berarti menjadi pelopor dan inspirator bagi bangsa dan negara.Sebagai kaum intelektual, mahasiswa harus mampu membenahi diri dan pada gilirannya wajib mentransformasikan apa yang diperolehnya untuk kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara. Karena mahasiswa, menurut Akhmad Gojali Harahap memiliki tanggung jawab untuk terus berjuang memperbaiki nasib bangsanya. Sebagian besar rakyat kita adalah masyarakat yang belum bebas dari kebodohan dan kemiskman, dipundak mahasiswa-lah mereka menaruh harapan akan masa depan anak-anaknya agar hidup lebih baik di masa yang akan datang. Dengan kemampuan intelek tualitas, mahasiswa harus mampu menangkap perasaan rakyat akan pentingnya kesejahteraan dan demokrasi, yang adil dan merata (Gojali, PMII : Pe lopor & Penggerak Perubahan, 2003 : 3).Nah, menjadi mahasiswa berarti kita telah siap menjadi agen intelektual sekaligus agen perubahan bagi bangsa dan negara kita. Itulah terget ideal dari pilihan kita masuk di perguruan tinggi (PT) ; menjadi generasi dambaan umat yang dengan tekad dan semangat siap membuktikan untuk menjadi khorunnasi anfa ‘uhum linnasi.Kampus : Tempat MemprosesIstilah kampus sebenarnya hampir sama dengan penggunaan sekolah dan tempat-tempat pendidikan yang lain. Secara sederhana, istilah kampus merefleksikan tentang bagaimana proses belajar mengajar berjalan dan dijalankan. Akan tetapi, pada wilayah yang lebih teknis, belajar di kampus memiliki titik perbedaan yang sangat diametral dengan proses pembelajaran di lembaga-lembaga satu dan beberapa tingkat di bawah kampus. Mengikuti kuliah sangat berbeda dengan mengikuti proses belajar mengajar di sekolah yang notebene lebih mengutamakan dominasi guru daripada murid. Murid hanya dijadikan sebagai pendengar dan sesekali mencatat apa-apa yang disampaikan oleh seorang guru. Guru menjadi lambang sentral dari ilmu pengetahuan, sehingga mengecilkan peran murid sebagai generasi yang harus didik.Sedangkan proses pembelajaran yang dilakukan di kampus lebih mengutamakan mahasiswa untuk mencari. Sehingga tidak heran kalau kemu dian muncul batasan-batasan akademis bahwa mahasiswa hanya akan mendapatkan 25% pengetahuan “baru” dari dosen, sedangkan yang 75% harus dicari sendiri oleh mahasiswa”. Artinya, dosen hanya menjadi pelengkap dari sekian informasi yang didapatkan oleh mahasiswa untuk lebih di matangkan. Dan mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan mempermasalahkan (mengkritisi) setiap informasi yang disampaikan oleh dosen. Hal ini mengidealkan bahwa cara belajar mahasiswa adalah cara belajar yang tidak terjebak dengan paradigma ketergantungan terhadap orang lain seperti guru-guru di lembaga-lembaga pendidikan di bawah PT, tetapi menjadi - dalam istilah Andreas Harefa - pembelajar sejati yang dengan tekun, penuh kesadaran dan kepercayaan diri mencari informasi sendiri.Kampus dengan demikian, akan lebih menjadi sarana bagaimana menjadi orang cerdas, kritis dengan bobot pembacaan yang maksimal. Maka yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah bagaimana dengan tekun dapat mengisi diri agar mandiri dan berfikiran mandiri, sehingga predikat sebagai agen intelektual akan betul-betul didapat. Usaha-usaha untuk mencapai kemandirian tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara membaca, menulis sebagai bagian dari ekspresi gagasan dan pemikiran serta mengistiqomahkan diskusi sebagai wahana untuk memantapkan apa yang telah diperoleh dan dibaca.Pertama, rajin membaca buku dan media-media yang lain dimanapun dan kapanpun, karena informasi tidak akan didapatkan tanpa melalui proses pembacaan yang serius dan istiqomah. Mahasiswa harus gemar membaca buku dan mengolah informasi, sebab tanpa membaca buku, harapan untuk menjadi intelektual tidak akan pernah tercapai. Karena pembelajaran yang dilaksanakan di kampus merupakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian seorang mahasiswa, sehingga tidak salah kalau ada asumsi “lebih baik ti dak kuliah, kalau tidak suka membaca buku dan hanya menunggu dari dosen”. Pernyataan itu sangat berasalan, karena dalam prakteknya dosen hanya me nyampaikan informasi tentang garis besar dari materi yang ada dengan literatur yang juga sangat terbatas. (Nanti setelah Anda masuk kuliah akan merasakan hal ini).Kedua, Menuangkan gagasan (baca : menulis). Tulis menulis di kalangan mahasiswa harus menjadi target pencapaian selama berproses di bangku kuliah. Kuliah memang bukan untuk hanya menulis, tetapi bahwa menulis menjadi alat vital dalam proses kuliah itu sangat mungkin. Bahkan menurut penulis, mahasiswa dan menulis bagaikan dua sisi mata uang yang tidak boleh berpisah. Mahasiswa adalah generasi penulis yang siap menuliskan ide dan gagasannya untuk dipersembahkan pada peradaban dimana ia akan menjalani kehidupannya.Keberhasilan kuliah, saya kira bukan terletak pada sejumlah nilai setiap semesteran, tetapi pada kreatifitas yang dihasilkan oleh seorang mahasiswa, itulah keberhasilan. Nilai hanyalah angka-angka, tetapi kreatifitas adalah bukti bahwa kita mampu. Dan, target luhur dari rangkaian proses pendidikan di kampus pada hakikatnya adalah bagaimana mampu menghasilkan jiwa-jiwa kreatif dan produktif. Itulah mahasiswa sejati yang ditunggu-tunggu oleh peradaban. Mahasiswa yang memiliki bobot kreatifitas sebagai bentuk pertanggungjawaban intelektual atas posisi strategisnya sebagai agen perubahan untuk melakukan yang terbaik bagi proses-proses kehidupan.Ketiga, Mengintensifkan Diskusi. Secara bahasa diskusi mempunyai arti merembuk, merunding, dan bertukar pikiran. Dalam diskusi juga terkandung pemahaman kejeniusan dalam bertukar pikiran yang dilakukan secara dialektif, argumentatif dan ditopang oleh referensi yang jelas merupakan kegiatan bersama yang dimaksudkan untuk mencari kebenaran terhadap satu masalah, Dengan demikian, diskusi berarti mencari kebenaran tentang suatu masalah, bukan mencari kemenangan. Seorang mahasiswa, harus mampu membangun kesadaran berdiskusi secara aktif sebagai proses untuk mencari tambahan informasi sekaligus sebagai media untuk menata cara berfikir dan membiasakan diri menganalisa satu persoalan.Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, dapat disederhanakan bahwa kampus tidak sepenuhnya menjadi media pencerdasan mahasiswa, tetapi masih dibutuhkan cara-cara lain di luar kampus untuk menopang proses pembelajaran yang terjadi di dalam kampus. Oleh karena itu, mahasiswa jangan menutup mata untuk tekun mengikuti kegiatan-kegiatan di luar kampus, seperti dialog-dialog, seminar-seminar dan lebih-lebih kegitan yang diadakan oleh organisasi-organisasi lain di luar kampus, sebagai tambahan pemahaman wawasan dan pengetahuan Akhirnya, tiada harapan yang ingin kita capai sebagai mahasiswa, selain bagaimana kita dapat dibaca dan dapat memberikan yang terbaik bagi perubahan. Ingat, proses adalah hukum wajib untuk dilakukan. Dalam proses terdapat ketekunan, kesa baran dan semangat yang harus menggebu. Karena tidak ada keberhasilan yang hampa proses apa lagi yang gratis.

Indahnya Ukhuwah Karena Alloh swt,,

Ukhuwah..sebuah kata yang sangat sederhana namun memiliki makna yang begitu besar, ukhuwah yang dipertemukan karena Allah dan dibangun diatas pondasi islam..sungguh tak ternilai indahnya,
Merasakannya saat mulai berhijrah dan memasuki salah satu organisasi yang dikenal dengan sebutan Fosma 165 Palopo, mulanya tak tau apa itu Fosma yang terfikirkan saat itu adalah bergabung dan berorganisasi, tapi ternyata mendapatkan lebih dari itu, yah sebuah kehangatan dan kekompakkan, dimana ukhuwah itu terbina meski kami bukan saudara sedarah, ukhuwah ibarat tangan dengan mata, ketika tangan terluka mata menangis dan ketika mata menangis tangan yang mengusap, Subhanallah..itulah yang aku rasakan saat ini,
Semoga ukhuwah yang telah terbina selama ini tak akan pernah terkikis oleh waktu, tapi malah semakin tumbuh subur seperti taman yang ada di Syurga,,aamin
Seperti Lirik nasyid yang dibawakan oleh edcostik
Sebiru hari ini
Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama disni
Seindah hari ini, indahnya bagai permadani taman syurga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Genggam tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman, tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini…